Sejarah Astra

Sejarah Astra Raksasa Otomotif Indonesia Awalnya Dari Jualan Kertas

Diposting pada

1957

Astra memulai usaha sebagai perusahaan dagang

1969

Astra menjadi distributor kendaraan Toyota di Indonesia

UT mengakuisisi 50,1% saham PT Acset Indonusa
Tbk, perusahaan konstruksi umum

AAL mengakuisisi 50% saham of PT Kreasijaya Adhikarya, perusahaan operator refinery di Dumai, Propinsi Riau, dengan
kapasitas produksi per hari mencapai 2.000 ton CPO, dengan harga pembelian sebesar Rp 75 miliar

UT melalui Pamapersada Nusantara mengakuisisi 75,5% saham PT Sumbawa Jutaraya, perusahaan tambang emas, dengan harga pembelian 7,4 juta Dolar AS

AHM mulai mengekspor produk All New Honda BeAt eSP ke Filipina untuk memperluas pasar

Astra Intenational dan Toyota Motor Corporation (TMC) sepakat untuk melaksanakan sejumlah inisiatif bersama, untuk memperkuat peranan Toyota Astra Motor (TAM). Inisiatif ini bertujuan untuk membangun jaringan penjualan dan distribusi yang lebih efisien dan kompetitif, termasuk perluasan peranan distribusi TAM, peningkatan operasional logistik melalui manajemen yang terpusat, serta manajemen persediaan dan inventori yang lebih baik

AOP menambah jumlah sahamnya sebanyak 25,8% di SKF Indonesia, produsen bearing, sehingga jumlah total kepemilikannya menjadi 40%, dengan harga pembelian sebesar Rp 67 miliar

Astratel mengumumkan pengakuisisian 25% saham jalan tol Semarang – Solo sepanjang 73 km

AOP dan Bridgestone Indonesia menandatangani perjanjian untuk mendirikan ventura bersama, Bridgestone Astra Indonesia, dengan struktur kepemilikan: Bridgestone 51% dan AOP 49%

AHM mengoperasikan pabrik kelimanya di Karawang dengan tambahan kapasitas produksi sejumlah 500 ribu unit per tahun untuk tipe sport, sehingga meningkatkan kapasitas produksi tahunan menjadi 5,8 juta unit per tahun

United Tractors, bersama dengan Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co, Inc, telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Listrik (PPA) dengan PLN untuk pengembangan ekspansi proyek Tanjung Jati B Pembangkit Tenaga Listrik Batu Bara unit 5 & 6, masing-masing memiliki kapasitas 1.000 MW, yang berlokasi di Jawa Tengah

Astratel memiliki 25% saham PT Trans Bumi Serbaraja, BUJT ruas tol Serpong-Balaraja sepanjang 30km.

Bank Permata menyelesaikan Rights Issue dan memperoleh dana sebesar Rp5,5 triliun untuk memperkuat permodalannya.

Acset, perusahaan kontraktor umum, anak perusahaan UT dengan kepemilikian 50,1%, menyelesaikan Rights Issue dan
memperoleh Rp600 miliar untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya.

AAL menyelesaikan Rights Issue sebesar Rp4,0 triliun untuk memperkuat posisi keuangannya.

Toyota dan Daihatsu secara resmi meluncurkan mobil murah ramah lingkungan berkapasitas 7 orang, yaitu Astra Toyota Calya dan Astra Daihatsu Sigra, yang diterima oleh pasar dengan baik.

AOP melalui Bridgestone Astra Indonesia meresmikan pabrik yang memproduksi komponen anti vibrasi untuk kendaraan roda empat di Purwakarta, Jawa Barat. Pada bulan yang sama, AOP melalui Aisin Indonesia Automotive dan Advics Manufacturing Indonesia meresmikan pabrik yang memproduksibody part, engine part dan brake system di Kawasan KIIC Karawang, Jawa Barat.

PT Astra Land Indonesia, yang dimiliki masing-masing 50% oleh PT Menara Astra dan Hongkong Land, menandatangani sebuah perjanjian dengan anak usaha PT Modernland Realty Tbk untuk mengembangkan area seluas 67 hektar di Cakung, Jakarta Timur.

UT, melalui TTA, menandatangani Conditional Shares and Purchases Agreement (CSPA) untuk mengakuisisi perusahaan batu bara (
coking coal) di Kalimantan Tengah, PT Suprabari Mapanindo Mineral.

AAL dan anak perusahaannya, PT Eka Dura Perdana, mengakuisisi PT Mitra Barito Gemilang, perusahaan perkebunan karet, sehingga luas perkebunan AAL menjadi 1.700 hektar

Astra Tol melaksanakan akuisisi awal 40% saham PT Baskhara Utama Sedaya (BUS), yang memegang kepemilikan 45% operator jalan tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8km yang telah beroperasi penuh, serta menyetujui secara bersyarat akuisisi terhadap sisa 60% saham

Topping off Menara Astra & Anandamaya Residences, proyek properti perdana milik Astra

UT melalui PT Unitra Persada Energia memiliki 25% PT Bhumi Jati Power, yang akan mengembangkan dan mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga uap sebesar 1.000 MW di Jawa Tengah. Proyek build, operate and transfer ini dijadwalkan untuk mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021. PT Bhumi Jati Power adalah perusahaan patungan dengan Sumitomo Power Corporation dan Kansai Electric Power
Bank Permata melaksanakan rights issue senilai Rp3,0 triliun, dimana seluruh pemegang saham telah mengambil hak mereka secara penuh

AOP melakukan ekspor Wintor, alat angkut multiguna khusus untuk perkebunan buatan lokal dengan kandungan komponen lokal 86%, untuk pertama kalinya dengan tujuan Malaysia
PT Astra Land Indonesia (ALI) menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan kepemilikan saham PT Astra Modern Land dari 50% menjadi 67%

UT melalui anak perusahaannya TTA melakukan akuisisi 80,1% saham PT Suprabari Mapanindo Mineral, perusahaan coking coal di Kalimantan Tengah

Astra Tol mengakuisisi sisa 60% saham BUS yang memiliki 45% saham jalan tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8km yang telah beroperasi penuh. Total biaya akuisisi kepemilikan Grup Astra atas Baskhara Utama Sedaya sekitar Rp5 triliun

Astra Tol meningkatkan kepemilikan saham di jalan tol Semarang – Solo dari 25% menjadi 40%

Astra Tol melepas 49% sahamnya di PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), usaha konsesi air dengan sisa waktu operasional selama 5 tahun

Perseroan melakukan investasi sebesar US$150 juta atau setara dengan Rp2 triliun untuk mengambil bagian saham baru yang diterbitkan oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GOJEK), sebuah perusahaan teknologi multi-platform Indonesia, yang menyediakan layanan yang bervariasi dari transportasi dan pembayaran hingga jasa untuk pengantaran makanan, logistik dan layanan on demand lainnya.

ALI membeli lahan seluas 3 hektar di kawasan bisnis Jakarta untuk pembangunan residensial dan komersial.

Bank Permata mendivestasikan 25% kepemilikan sahamnya di ASF kepada Perusahaan, untuk memperkuat posisi permodalannya dan memaksimalkan alokasi modal untuk pinjaman.

Anak perusahaan UT, Danusa Tambang Nusantara (DTN), menandatangani Conditional Share Sale Agreement untuk mengakuisisi 95% saham PT Agincourt Resources, perusahaan yang mengoperasikan tambang emas di Sumatera Utara.

Astra (melalui anak usahanya, SMI) dan WeLab, perusahaan teknologi terkemuka di Tiongkok termasuk Hong Kong yang bergerak pada bidang pembiayaan konsumen, mengumumkan pembentukan perusahaan pada bidang fintech, PT Astra WeLab Digital Arta, yang 60% dimiliki oleh SMI yang menawarkan produk pinjaman mobile kepada konsumen ritel dan menyediakan solusi finansial berbasis teknologi kepada konsumen korporasi.

UT, melalui DTN, telah menyelesaikan akuisisi 95% kepemilikan saham PT Agincourt Resources. Setelah penyelesaian transaksi ini, 95% saham PT Agincourt Resources dimiliki oleh DTN, dan 5% sisanya dimiliki oleh PT Artha Nugraha Agung, perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah lokal

Astra Group

Dan berikut ini adalah daftar perusahaan yang tergabung dalam Astra group utama, karena perusahaan ini memiliki lebih dari 200 anak perusahaan (halaman Selanjutnya).

5/5 - (31 votes)