Pasar Beringharjo – Inilah saksi bisu perjalanan Kota Yogyakarta sejak masa Kerajaan Mataram Islam yang dipegang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Pasar Beringharjo menjadi pasar tertua di Yogyakarta yang usianya hampir sama dengan usia Keraton Yogyakarta.
Lokasi Pasar Beringharjo awalnya adalah hutan yang didominasi oleh pepohonan beringin yang terkenal dengan keangkerannya kala itu hingga akhirnya diubah menjadi kawasan perekonomian di sekitar keraton.
Pasar Beringharjo juga menjadi saksi perjalanan tak hanya Kesultanan Yogyakarta saja tapi juga pemerintahan Republik Indonesia hingga perjuangan para pahlawan dalam merebut Yogyakarta dan mengusir penjajah.
Lokasinya yang berdekatan dengan Benteng Vrederburg hingga komplek Keraton Yogyakarta semakin menguatkan keberadaan Pasar Beringharjo sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah sejak dari masa Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta.
Daftar Isi
Sejarah Pasar Beringharjo
Bicara tentang keberadaan Pasar Beringharjo, tak terlepas dari keberadaan Keraton Yogyakarta. Pasar ini dibangun tepat dua tahun setelah Keraton Yogyakarta selesai dibangun atau tepatnya tahun 1758 yang terus berkembang sampai saat ini.
Ketika itu bentuk pasar masih sederhana, belum dilengkapi dengan fasilitas apapun, hanya saja saat itu Keraton Yogyakarta berperan penting dalam proses mbabat alas pepohonan beringin untuk dijadikan warga sebagai tempat berdagang.
Kian lama, pasar ini kian ramai, bahkan karena pasar ini menjadi satu-satunya pasar yang ada di Yogyakarta maka semua aktivitas perdagangan dan perekonomian seluruhnya terpusat di Pasar Beringharjo.
Asal Nama Beringharjo
Nama Beringharjo awalnya menyesuaikan dengan latar belakang pasar ini sebelumnya, ketika itu sebelum dijadikan pasar, tempat ini dikenal karena keangkerannya akibat banyaknya pohon beringin berusia ratusan tahun yang tumbuh di sekitar lokasi.
Hingga akhirnya pasar ini diberi nama dengan Beringharjo yang selain bermakna hutan beringin, terdapat makna lain yang lebih bersifat harapan agar pasar ini nantinya mampu menjadi pusat perekonomian yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Setelah kian ramai, nama pasar ini kemudian dikukuhkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII menjadi Pasar Beringharjo hingga saat ini.
Pemugaran Pasar Beringharjo
Setelah diresmikan sebagai Pasar Beringharjo, Sri Sultan HB VII kemudian memerintahkan sebuah perusahaan yang memproduksi beton asal Hindia Belanda untuk membuat los-los pasar yang lebih layak dan ideal agar lebih representatif dan nyaman tak hanya untuk masyarakat yang berbelanja tapi juga pedagang yang berjualan di pasar ini.
Proses pembangunan pasar ini pun dilakukan secara bertahap, jika pada pemugaran awal bentuk pasar masih berupa los dengan jumlah yang minim yakni 11 los, maka bulan-bulan selanjutnya, jumlah los kian bertambah.
Baca juga : Kraton Jogja
Bentuk Bangunan Pasar Beringharjo
Pasar ini memiliki dua bangunan yang saling berhadapan dan berada di bagian barat serta timur yang dipisahkan sebuah jalan menuju daerah Ketandan.
Di bagian lain tak jauh dari pasar terdapat lapak-lapak kecil yang dijadikan sebagai kedai-kedai makanan bagi warga dan prajurit kerajaan, meski demikian bentuk dan pengelolaannya tetap dilakukan oleh Keraton Yogyakarta.
Konsep pembangunan Pasar Beringharjo ini mengadopsi pola penataan kota yang menganut konsep Catur Tunggal yakni; keraton sebagai pusat pemerintahan, masjid sebagai pusat peribadatan, alun-alun sebagai ruang publik dan pasar sebagai pusat perekonomian.
Interior bangunan juga dibuat berdasarkan perpaduan antara desain Jawa dan arsitektur Belanda khususnya di bagian utama pasar seperti pintu masuk hingga los-los pasar.
Peran Keraton Yogyakarta
Ketika itu bentuk pasar amat tertata, karena pihak Keraton Yogyakarta juga memperhatikan benar kelangsungan pasar termasuk menempatkan prajurit kerajaan untuk menjaga aktivitas transaksi serta menjamin keamanan para warga yang berbelanja dan pedagang yang berjualan di pasar ini.
Dari jaminan kelangsungan pasar oleh Keraton Yogyakarta ini pulalah, pasar kian berkembang, dengan jenis barang yang dijual pun beragam.
Sri Sultan HB I hingga Sri Sultan HB VII bahkan disebut-sebut kerap berkunjung ke pasar ini, selain untuk melihat langsung rakyatnya juga sekaligus melihat hal lain yang perlu dikembangkan dari pasar ini.
Tak hanya itu saja, pasar ini juga dijadikan sebagai penyuplai kebutuhan dapur Keraton Yogyakarta termasuk untuk hidangan Sri Sultan dan keluarga kerajaan.
Jika ada tamu-tamu kehormatan kerajaan, maka pasar ini juga kerap mengisi berbagai kebutuhan keraton sesuai dengan permintaan juru masak Keraton Yogyakarta.
Pasar Beringharjo Saat Ini
Seiring dengan perubahan zaman, Pasar Beringharjo pun mengalami perubahan tak hanya pada desain bangunan tapi juga ragam dagangannya. Jika yang semula lebih didominasi pada kebutuhan sehari-hari maka pada saat ini Pasar Beringharjo memiliki jenis dagangan yang lengkap.
Berbagai kebutuhan mulai dari pangan, sandang seperti batik, maupun kerajinan khas Yogyakarta hingga rempah-rempah pun dijual di pasar ini.
Tak hanya itu saja, kawasan pasar ini juga menjadi surga wisata kuliner. Berbagai jenis penganan dan makanan khas Yogyakarta bisa dijumpai di pasar ini.
Tak hanya dijadikan sebagai pusat transaksi ekonomi, pasar ini juga menjadi tempat para buruh gendong menggantungkan harapannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai kuli angkut barang dagangan maupun belanjaan.
Pada bagian depan terdapat pedagang pecel kembang turi, penganan khas Yogya seperti bakpia, geplak yang menjadikan pasar sebagai salah satu pusat wisata kuliner dengan berbagai jenis makanan yang terbilang lengkap di Kota Yogyakarta.
Baca juga : Bendungan Ancol Jogja
Kendaraan Umum
Bila keberangkatan dimulai dari Semarang, kamu bisa naik bus AKAP Semarang – Jogja atau bisa dengan menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA setelah itu turun di Terminal Giwangan Yogyakarta.
Jika Anda dari Surabaya dapat langsung turun didepan Museum Gula Gondang dengan menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA dan turun di terminal bus Giwangan.
Informasi pemesanan tiket bus Sugeng Rahayu dan EKA dapat dilakukan di ayonaikbis.com secara online:
Pesan tiket bus & travel semakin mudah di ayonaikbis.com tanpa harus antre dan tidak perlu install aplikasi lagi. Temukan kemudahan melakukan perjalanan dengan pesan tiket di ayonaikbis.com sekarang.
Atau bisa juga menghubungi agen penjualan tiket bus EKA / Sugeng Rahayu:
Sewa Bus
Jika ingin mengunjungi Yogyakarta secara berombongan dengan biaya yang lebih murah dan dengan fasilitas serta layanan yang lebih simpel dan nyaman saat hendak berwisata ke Yogyakarta, Anda bisa memanfaatkan jasa sewa bus jogja atau sewa bus pariwisata lainnya.
Rental Kendaraan
Selain menawarkan jasa sewa bus Anda juga dapat menemukan informasi rental mobil di ayonaikbis.com, temukan berbagai macam mobil dengan fasilitas penyewaan yang beragam, pilihan unit mobil pun juga lengkap.
Nah itu tadi informasi mengenai tempat wisata belanja Pasar Beringharjo yang bisa Anda masukan dalam daftar liburan bersama keluarga atau rombongan teman-teman kantor.
Jika informasi ini bermanfaat silakan Anda bagikan ke pada teman Anda, dan jika membutuhkan informasi wisata lainnya silakan tinggalkan komentar.
Dapatkan informasi terkini dan terpilih dari www.ayonaikbis.com :