Malioboro Jogja – Inilah salah satu jalan yang wajib Anda kunjungi ketika berkunjung di kota pendidikan dan budaya, apa saja yang bisa Anda temukan disini ?
Cek selengkapnya.
Siapa yang tidak mengenal jalan legendaris di Yogyakarta, Malioboro Jogja yang menjadi jantung Kota Yogyakarta dengan berbagai keistimewaannya.
Ada istilah terkenal yang menyebutkan wisatawan yang belum pernah menginjakkan kaki di Malioboro Jogja maka belum dianggap jalan-jalan ke Yogyakarta.
Surga wisata belanja dengan berbagai produk dengan harga yang terjangkau ini, menjadi jalan legenda sekaligus saksi perkembangan Yogyakarta sejak masih berupa Kerajaan Mataram Islam.
Keberadaan Malioboro Jogja bahkan sudah lebih dulu ada jauh sebelum Keraton Yogyakarta ada dan menjadi jalan utama di pusat pemerintahan Kerajaan Mataram untuk berbagai ritual budaya masyarakat Jawa.
Jalan ini juga menjadi saksi bisu sejarah Kerajaan Mataram Islam, masa pra kemerdekaan, kemerdekaan hingga saat ini yang dikenal sebagai jantung utama Kota Yogyakarta.
Sejarah Malioboro Jogja
Jalan ini dikenal dengan istilah jalan Rajamarga yang berarti jalan kerajaan dengan berbagai peringatan dan perayaannya. Keistimewaan jalan ini bahkan telah ada sejak kawasan keraton masih berbentuk pesanggrahan.
Ketika itu, jalan penghubung utama sepanjang 2,5 kilometer yang membentang sejak dari Stasiun Tugu Yogyakarta hingga ke kantor Pos Yogyakarta ini digunakan sebagai jalan menuju pesanggrahan Gerjitawati yang disebut sebagai Ayodhya yang sekarang menjadi Keraton Yogyakarta.
Selain ritual-ritual budaya, Malioboro Jogja pada zaman dahulu juga digunakan sebagai jalan khusus untuk arak-arakan Kerajaan Mataram Islam asal Kartasura yang membawa jenazah para raja dan keluarga kerajaan untuk disemayamkan di Pesanggrahan Gerjitawati.
Malioboro Jogja dan Garis Imajiner
Jalan Malioboro juga menjadi pertanda garis imajiner yang membentang lurus membelah Yogyakarta dari utara ke selatan yang menjadi penghubung antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta dan Laut Selatan yang ditarik melalui garis lurus dari Jalan Malioboro sejak dari Tugu Pal Putih Yogyakarta.
Filosofi Malioboro Jogja
Malioboro Jogja juga kerap diidentikkan dengan sejarah perjalanan hidup manusia sejak dari kandungan, kemudian lahir, menjadi anak-anak, setelah itu dewasa, menikah, memiliki anak hingga menjadi tua dan akhirnya meninggal.
Jalan Malioboro juga digunakan sebagai jalan khusus untuk menyambut tamu-tamu kehormatan dengan menempatkan jalan Malioboro sebagai pintu utama para tamu istimewa yang hendak menuju keraton.
Kemudian pada masa kemerdekaan Jalan Malioboro juga dijadikan sebagai pusat arak-arakan seremonial untuk menggelorakan semangat para pahlawan dalam mengusir penjajah di Indonesia khususnya di Yogyakarta.
Titik Nol Kilometer Yogyakarta
Salah satu sudut Jalan Malioboro juga dijadikan sebagai titik nol kilometer yakni Tugu Pal Putih. Tugu ini juga amat disakralkan termasuk kaitannya sebagai penjamin garis imajiner yang menghubungkan tiga titik kekuasaan di Yogyakarta.
Bangunan Tugu Pal Putih juga menjadi bangunan yang disakralkan bagi warga Yogyakarta banyak mitos yang menyebut jika Tugu Pal Putih melambangkan titik akhir perjalanan manusia dalam kaitan filosofis Jalan Malioboro sebagai sejarah perjalanan hidup seorang manusia.
Penamaan Jalan Malioboro
Banyak yang menduga jika nama jalan ini berasal dari kata Marlborough yang disebut berasal dari 1st Duke Of Malborough, yang merupakan gelar milik seorang Jenderal berkebangsaan atau berasal dari Inggris yakni Sir Jhon Churchill.
Namun pendapat yang menyebutkan hal itu dianggap kurang tepat, karena sifat masyarakat Jawa yang membenci penjajahan sehingga amat mustahil jika penamaan jalan ini hanya karena Sir Jhon Churchill pernah berada di Yogyakarta sementara eksistensi dan jasanya terhadap masyarakat sama sekali tidak ada selain menjadi penjajah.
Nama Malioboro sendiri diduga berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki akar kata Malyabhara atau malya yang berarti untaian bunga sedangkan malyabhara berarti jalan yang dihiasi untaian bunga.
Nama ini kerap diidentikkan dengan fungsi jalan Malioboro yang digunakan sebagai pusat seremoni dan berbagai ritual budaya Kerajaan Mataram Islam kala itu.
Baca juga : Kraton Jogja
Fasilitas di Malioboro Jogja
Saat ini Jalan Malioboro menjadi jalan utama sekaligus magnet pariwisata di Yogyakarta dengan berbagai fasilitas yang terdapat di dalamnya.
Wisata Dekat Malioboro
Wisata Belanja Malioboro Jogja
Hampir semua jenis barang ada di Jalan Malioboro, mulai dari busana, batik, kerajinan hingga wisata kuliner semuanya lengkap dan bisa ditemui di jalan ini.
Pedestrian jalan yang dipenuhi dengan pedagang kaki lima yang berjejer rapi menjual berbagai macam barang khas Yogyakarta yang ditawarkan dengan harga yang amat terjangkau.
Karenanya, jalan ini juga menjadi tempat yang paling ideal bagi para wisatawan untuk mencari oleh-oleh berupa souvenir seperti batik maupun barang hasil kerajinan.
Pasar Beringharjo
Di bagian lain Jalan Malioboro terdapat Pasar Beringharjo, salah satu pasar tertua di Yogyakarta yang juga menjadi tempat untuk berbelanja berbagai macam kebutuhan termasuk batik untuk oleh-oleh.
Selain itu, di Pasar Beringharjo, wisatawan juga bisa menikmati berbagai macam penganan dan kuliner khas Yogyakarta termasuk angkringan yang terkenal dengan sego kucingnya.
Benteng Vredeburg
Tak jauh dari Pasar Beringharjo juga terdapat benteng Vrederburg, bangunan peninggalan milik Belanda yang saat ini dijadikan sebagai musem dengan berbagai koleksi benda-benda bersejarah yang terbilang lengkap.
Gedung Agung
Di ujung Jalan Malioboro yang mengarah ke Keraton Yogyakarta terdapat bangunan bersejarah yang dijadikan sebagai Istana Kepresidenan atau yang dikenal dengan Gedung Agung. Bangunan ini pernah menjadi bangunan penting ketika pusat pemerintahan Indonesia dialihkan ke Yogyakarta.
Jam Operasional
Jalan Malioboro selalu dibuka untuk dikunjungi wisatawan. Jalan ini hanya akan ditutup jika Keraton Yogyakarta melakukan ritual ataupun upacara-upacara budaya, serta untuk acara-acara yang bersifat kenegaraan.
Cara ke Malioboro Jogja
Letak Jalan Malioboro yang strategis dan berada di jantung Kota Yogyakarta sangat memudahkan bagi siapapun yang hendak mengunjungi Jalan Malioboro dan hampir seluruh angkutan umum melintasi jalan paling bersejarah ini.
Kendaraan Umum
Bila keberangkatan dimulai dari Semarang, kamu bisa naik bus AKAP Semarang – Jogja kemudian turun di Terminal Giwangan untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan bus Trans Jogja atau angkutan lain.
Demikian halnya jika Anda dari Surabaya dapat langsung turun di Terminal Giwangan atau bisa juga dengan menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA.
Informasi pemesanan tiket bus Sugeng Rahayu dan EKA dapat dilakukan di ayonaikbis.com secara online:
Pesan tiket bus & travel semakin mudah di ayonaikbis.com tanpa harus antre dan tidak perlu install aplikasi lagi. Temukan kemudahan melakukan perjalanan dengan pesan tiket di ayonaikbis.com sekarang.
Atau bisa juga menghubungi agen penjualan tiket bus EKA / Sugeng Rahayu:
Sewa Bus
Jika ingin lebih simpel dan nyaman saat hendak berkunjung ke, Anda bisa memanfaatkan jasa sewa bus jogja atau sewa bus pariwisata lainnya.
Rental Kendaraan
Selain menawarkan jasa sewa bus Anda juga dapat menemukan informasi rental mobil di ayonaikbis.com, temukan berbagai macam mobil dengan fasilitas penyewaan yang beragam, pilihan unit mobil pun juga lengkap. Dengan menggunakan kendaraan rental Anda bisa bebas berkunjung ke berbagai obyek wisata yang ada di Yogyakarta.
Nah itu tadi informasi mengenai tempat wisata Jalan Malioboro yang bisa Anda masukan dalam daftar liburan bersama keluarga atau rombongan teman-teman kantor.
Jika informasi ini bermanfaat silakan Anda bagikan ke pada teman Anda, dan jika membutuhkan informasi wisata lainnya silakan tinggalkan komentar.
Temukan informasi wisata di Yogyakarta lainnya.