sejarah candi prambanan

Sejarah Candi Prambanan dan Sekelumit Kisah Roro Jonggrang

Diposting pada

Candi Prambanan mengajak Anda menjelajahi serunya sejarah dan cerita asmara yang luar biasa. Simak selengkapnya di www.ayonaikbis.com.

Candi Prambanan, Sejarah dan Kisahnya

Sejarah Candi Prambanan dan kisahnya menjadi salah satu situs warisan sejarah dunia versi UNESCO. Candi termegah di Asia Tenggara ini menjadi candi penting umat Hindu sebagai bentuk penghormatan terhadap Trimurti atau tiga dewa umat Hindu; Brahmana, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.

Dalam legenda masyarakat Jawa, Candi Prambanan juga identik dengan cerita Roro Jonggrang yang dikutuk menjadi batu oleh Bandung Bondowoso yang marah karena Roro Jonggrang sudah memperdayainya.

Secara administratif Candi Prambanan terletak di Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, namun akses masuk utama bagi wisatawan ke Candi Prambanan berada di Desa Tlogo.

Asal Nama Candi Prambanan

Hingga kini belum diketahui secara pasti mengapa candi ini dinamakan Prambanan. Ada yang menyebut cerita sejarah Candi Prambanan ini berawal dari bergesernya makna Para Brahman secara teologi Hindu dalam pelapalan masyarakat Jawa menjadi Prambanan.

Selain itu, nama Prambanan berasal dari akar kata Mban yang dalam bahasa Jawa berarti pemikul tugas yang merujuk pada Trimurti yang bertanggung jawab menciptakan keselarasan dunia.

Prambanan juga disebut identik dengan bahasa Kamboja, yang punya makna pram atau lima dan banam yang berarti gunung atau berarti lima gunung. Keterkaitan ditarik berdasarkan sejarah kerajaan Jawa yang pernah menjajah Kamboja selama 200 tahun.

Namun menurut J.Gronemen nama Prambanan berasal dari akar kata ramban yang berarti proses mengumpulkan dedaunan yang cenderung mengarah ke proses rekonstruksi puing-puing candi ketika pertama kali ditemukan.

Sejatinya, Candi Prambanan memiliki nama Siwagrha atau yang berarti rumah Dewa Siwa yang bentuk bangunannya menyerupai Gunung Mahameru yang menjulang.

Sejarah Candi Prambanan

Sejarah Candi Prambanan dimulai sejak dibangun tahun 850 M, oleh Raja Mataram Kuno, Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya. Pembangunan Candi Prambanan juga disebut sebagai upaya untuk menandingi keberadaan Candi Borobudur yang dibangun oleh Wangsa Syailendra yang disebut dengan wangsa kembar bersama dengan Wangsa Sanjaya.

Pembangunan candi ini juga sekaligus ingin menandai kembalinya kekuasaan Keluarga Sanjaya di tanah Jawa yang dilakukan secara berkelanjutan sejak dari Sri Maharaja Rakai Pikatan hingga masa kekuasaan Raja Lokapala.

Dalam Prasasti Shivagrha, meski Prambanan dibangun untuk Trimurti, namun dominasi penghormatan terhadap Dewa Siwa lebih menonjol. Hal ini terlihat dari candi Dewa Siwa yang khusus diletakkan di tengah komplek Candi Prambanan dan menjadi candi tertinggi diantara candi yang lainnya dengan tingkat ketinggian mencapai 47 meter.

Ketika terjadi peralihan antara Raja Lokapala dan Mpu Sindok, proses pembangunan Candi Prambanan terhenti karena pusat pemerintahan dialihkan ke Jawa Timur. Candi Prambanan akhirnya terbengkalai dan hancur dimakan usia.

Keadaan Candi Prambanan semakin rusak parah ketika Gunung Merapi meletus dan menutup hampir seluruh permukaan candi. Yang tersisa dan terlihat hanya puing-puing batuan candi termasuk keberadaan patung Dewi Durga yang pada akhirnya memunculkan kisah Roro Jonggrang.

Legenda Roro Jonggrang

Candi Prambanan juga dikenal dengan Candi Roro Jonggrang. Hal ini terkait dengan kisah legenda Jawa tentang putri Prabu Boko bernama Roro Jonggrang yang disukai oleh Pangeran Pengging, Bandung Bondowoso.

Dalam kisah Roro Jonggrang disebutkan, kerajaan Boko diserang oleh pasukan Kerajaan Pengging dibawah pimpinan Pangeran Bandung Bandung Bondowoso. Pangeran Bandung Bondowoso berhasil menguasai kerajaan dan membunuh Prabu Boko.

Ketika itu, Bandung Bondowoso berniat untuk mempersunting Roro Jonggrang. Namun, cinta Bandung Bondowoso ini bertepuk sebelah tangan, Roro Jonggrang sudah terlanjur membencinya karena telah membunuh ayahandanya.

Namun Roro Jonggrang tak kuasa untuk menolak pinangan Bandung Bondowoso, hingga akhirnya ia mengajukan syarat kepada Bandung Bondowoso untuk membuat seribu candi hanya dalam waktu satu malam.

Permintaan yang mustahil ini tetap diikuti oleh Bandung, dengan memerintahkan pasukan jin untuk ikut membantu membangun candi. Ketika proses pembangunan candi berlangsung.

Ketika bangunan candi sudah mencapai 999,  Roro Jonggrang pun khawatir jika pembangunan candi itu benar-benar terjadi, ia pun memerintahkan agar menumbuk lesung-lesung padi sebagai tanda waktu sudah berganti menjadi pagi tujuannya agar ayam segera berkokok.

Sementara pasukan jin yang mendengar suara kokok ayam itu, mengira hari sudah berganti pagi. Karena takut, mereka pun bergegas pergi meninggalkan candi.

Bandung Bondowoso yang melihat hal itu hanya tipu muslihat Roro Jonggrang akhirnya marah dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu sekaligus menjadikannya sebagai candi terakhir di Candi Prambanan.

Mitos Candi Prambanan

Dari kisah Roro Jonggrang itu pula, beredar mitos jika pasangan kekasih yang berkunjung ke Candi Prambanan maka hubungannya tidak akan berlangsung lama. Dan hal ini terus menjadi kepercayaan tersendiri tak hanya bagi masyarakat tapi juga bagi wisatawan.

Terlepas dari benar atau tidaknya mitos ini, kenyataannya tidak lantas mempengaruhi angka kunjungan wisatawan dari berbagai belahan dunia untuk berkunjung ke Candi Prambanan yang jumlahnya terus meningkat.

Corak Candi Prambanan

Candi Prambanan kental dengan corak umat Hindu yang menceritakan proses perjalanan seorang manusia. Selain itu, terdapat 24 panel utama relief candi yang menceritakan tentang kisah Ramayana. Sebuah kisah epic Sri Rama melawan raja raksasa bernama Rahwana dalam merebut Dewi Sintha.

Baca juga : Wisata Lepen Kencono

Struktur Candi Prambanan

Struktur bangunan Candi Prambanan dibagi menjadi tiga pelataran utama; pelataran luar  (Njobo), pelataran tengah (tengahan), dan pelataran dalam (njeron) sesuai dengan tingkatan kosmologi Hindu.

Pelataran Luar (Njobo)

Pelataran seluas 390 meter ini dikenal dengan Bhurloka atau penggambaran makhluk terendah yang terdiri dari; manusia, hewan hingga setan. Disini pengelompokan makhluk yang masih mengedepankan hawa nafsu.

Pelataran Tengah (Tengahan)

Di bagian tengah struktur candi seluas 222 meter atau disebut dengan Bwahloka, yang menjadi tempat petapa, resi hingga dewata yang berada dibawah Trimurti. Sebelum gempa yang melanda Yogyakarta tahun 2006, pelataran ini terdapat 4 teras utama yang berundak dengan 878 candi yang mengelilinginya.

Pelataran Dalam (Njeron)

Pelataran ini disebut Swaloka yang menjadi puncak tertinggi tempat bersemayamnya dewa-dewa utama yang disebut Swargaloka dengan perhiasan permata yang menjadi puncak-puncak candi.

Candi Dewa Siwa

Bangunan utama di Candi Prambanan adalah Candi Dewa Siwa yang menjadi candi tertinggi diantara candi lainnya. Di dalam candi utama ini terdapat arca singa dan arca lokapala yang berfungsi sebagai dewa penjaga.

Ada pula arca Dewa Ganesha, arca berbentuk manusia berkepala gajah yang juga anak dari Dewa Siwa dan disisi lainnya terdapat arca Dewi Durga Mahisasuramardhani yang disebut sebagai Roro Jonggrang yang dikutuk menjadi batu oleh Bandung Bondowoso.

Candi Dewa Wisnu

Di sisi kiri terdapat Candi Dewa Wisnu yang berbentuk kerucut dan didalamnya terdapat arca Dewa Wisnu serta arca Krishna. Dewa Wisnu dipercaya sebagai dewa pemelihara bagi umat Hindu.

Dewa Brahma

Di sisi kanan, terdapat candi Dewa Brahma sebagai pencipta dengan keberadaan arca Dewa Brahma yang tingginya mencapai 2 meter dengan panjang 20 meter.

Candi Pendukung

Diantara tiga candi utama yang melambangkan Trimurti itu, dibangun juga candi-candi pendukung seperti; candi wahana, candi apit dan candi perwara.

Baca Juga : Desa Wisata Keprabon

Pementasan Sendratari Ramayana di Candi Prambanan

Komplek Candi Prambanan juga kerap digelar pementasan sendratari Ramayana sebagai bentuk penjabaran dari relief-relief yang menghiasi ornamen Candi Prambanan. Pertunjukan ini menjadi pagelaran wajib yang dilakukan tiap malam Selasa, Kamis dan Sabtu.

Selain menyaksikan sendratari Ramayana, pengunjung juga akan menyaksikan langsung kemegahan Candi Prambanan dari lampu-lampu sorot yang mengarah ke bangunan candi.

    Tiket Masuk Candi Prambanan

    Tiap pengunjung yang masuk ke Candi Prambanan, akan dikenakan tarif Rp. 50 ribu untuk pengunjung dewasa, dan Rp. 20 ribu untuk anak-anak.

    Tarif berbeda diberlakukan untuk wisatawan asing, sebesar USD 18 untuk dewasa dan USD 8 untuk anak-anak.

    Sedangkan tiket untuk menonton sendratari Ramayana, tiap pengunjung dikenakan tarip Rp. 125 ribu perorang.

    Jam Operasional Candi Prambanan

    Candi Prambanan dibuka mulai dari pukul 06.00 – pukul 17.00. Berbeda jika pengunjung hendak menyaksikan pementasan Sendratari Ramayana yang berlangsung di malam hari mulai dari pukul 19.00 – pukul 21.00.

    Cara ke Candi Prambanan

    Pintu masuk Candi Prambanan terletak di Desa Tlogo yang berada di Jalan Solo. Jarak tempuhnya sekitar 30 menit dari Malioboro. Sedang, dari arah Solo, cukup melalui jalan lintas Solo-Klaten dengan jarak tempuh 1 jam.

    Jika ingin lebih mudah dan nyaman, bisa memanfaatkan jasa bus atau kendaraan rental di ayonaikbis.com.

    Dengan memanfaatkan pelayanan ayonaikbis.com, anda tak perlu repot harus antre, cukup dengan melakukan pemesanan tiket bus dan travel secara online di ayonaikbis.com

    Dapatkan informasi terkini informasi wisata pilihan www.ayonaikbis.com :

      5/5 - (42 votes)

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.