candi bubrah

Candi Bubrah, Simbol Harmonisasi Dua Agama di Masa Mataram Kuno

Diposting pada

Anda ingin tahu banget soal Candi Bubrah? Yuk, mari membaca ulasan menariknya di bawah ini. Dijamin seru dan bikin Anda ketagihan dengan informasinya

Candi Bubrah, Simbol Harmonisasi

Jauh sebelum masa kemerdekaan, Indonesia yang masih terbagi dalam wilayah kerajaan-kerajaan sudah mengenal istilah kerukunan umat beragama, hal ini ditandai dengan keberadaan candi yang berada dalam kawasan dengan Candi Prambanan yang bercorak Hindu.

Candi yang diapit oleh Candi Prambanan dan Candi Sewu ini memang berada dalam satu kawasan Candi Prambanan yang terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

Bubrah sendiri dalam bahasa Jawa memiliki arti rusak. Penamaan candi ini lebih didasari ketika pada saat pertama kali ditemukan, situs purbakala ini sudah sama sekali dalam keadaan tidak berbentuk. Batu-batuan andesit yang menjadi bahan utama pembuatan candi sudah tak lagi membentuk candi secara utuh.

Sumber penelitian resmi menyebutkan jika candi berukuran 12 x 12 meter ini memiliki nama asli yakni Manjusrigrha sesuai dengan prasasti dengan nama sejenis yang menyebutkan informasi tentang tahun peresmian candi.

Hingga pada 1807, seorang berkebangsaan Belanda menduplikasi bentuk candi melalui gambar, yang didalamnya juga terdapat Candi Bubrah berdasarkan dokumentasi laporan FC Lons yang kemudian dipublikasikan dalam buku History of Java.

Pada tahun 1913, keberadaan candi sempat didata penjabat administrasi benda bersejarah dalam dokumen Belanda.

Sejarah Candi Bubrah

Candi ini juga menjadi monumen bagi Sri Maha Raja Rakai Panangkaran yang bergelar Syailendra Wangsa Tilaka ketika dirinya yang semula menganut agama Hindu kemudian beralih ke agama Budha.

Ketika itu, Syailendra Wangsa Tilaka diperintah oleh ayahandanya untuk membangun candi sebagai bentuk penyempurnaan keyakinananya kepada Budha. Selain itu, tujuan pembangunan candi ialah sebagai pusat peribadatan umat Budha kala itu.

Pembangunan candi ini berdasarkan prasasti Manjusrigrha dimulai pada abad ke 8 dan kemudian diresmikan pada 792 masehi atau tahun 714 penanggalan Saka.

Candi ini dibangun bersamaan dengan pembangunan Candi Sewu, Candi Sari dan Candi Kalasan. Saat kesemua bangunan candi telah selesai, Rakai Panangkaran sudah meninggal dunia. Karenanya peresmian candi ini dilakukan oleh penerus kerajaan dari Wangsa Syailendra yakni Sri Maha Raja Rakai Panaraban.

Rusaknya Candi Bubrah

Setelah Jawa Tengah tak lagi menjadi pusat Kerajaan Mataram Kuno yang dialihkan oleh Mpu Sindok dari Wangsa Sanjaya ke Jawa Timur, banyak bangunan candi dari kedua wangsa yang akhirnya diabaikan hingga akhirnya rusak.

Selain karena tidak dirawat, kerusakan candi juga disebabkan oleh bencana alam berupa gempa bumi dan letusan Gunung Merapi.

Tak hanya itu saja, ketika berkecamuk Perang Jawa yang berlangsung selama lima tahun dalam kurun waktu tahun 1825-1830, banyak batuan andesit candi yang diambil untuk digunakan sebagai bahan baku pembangunan benteng-benteng kerajaan, sejak itulah kondisi candi kian parah dan tak berbentuk.

Penemuan Awal Candi Bubrah

Penemuan candi juga terjadi secara tidak sengaja oleh FC Lons, yang diutus perusahaan dagang Belanda, VOC untuk berkunjung ke Keraton Mataram. Saat melintas ia melihat puing-puing batuan andesit berukuran besar dan memiliki struktur yang sempurna. Temuan ini kemudian dilaporkan FC Lons ke Keraton Mataram dan pemerintah Belanda, namun tak mendapat reaksi apa-apa.

Baca juga : Wisata Lepen Kencono

Pemugaran Candi Bubrah

Berdasarkan dokumen itu pula, pemerintah kemudian melakukan penelusuran di lokasi yang disebutkan serta menggunakan data pembanding buku History of Java.

Ketika itulah ditemukan puing candi dalam keadaan rusak parah, dan hanya tersisa reruntuhan bangunan candi setinggi dua meter.

Proses awal pemugaran dilakukan dengan mengumpulkan puing dan batuan andesit yang serupa agar membentuk struktur yang lengkap dan proses identifikasi itu dilakukan selama dua tahun dari tahun 2011.

Pemerintah kemudian secara resmi memulai pemugaran candi pada tahun 2013 yang selesai empat tahun kemudian dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy pada tahun 2017.

Biaya pemugaran candi menelan dana sebesar Rp. 13 miliar lebih, karena proses rekonstruksinya benar-benar harus dilakukan sejak awal termasuk patung-patung Budha yang ada di dalam candi.

Bentuk Candi Bubrah

Sebagaimana layaknya candi-candi Budha lainnya, candi juga beratap stupa berbentuk kerucut ramping yang mengadopsi bentuk Gunung Semeru atau Maha Meru yang melambangkan peleburan dua komponen alam semesta menjadi satu.

Jika umumnya bangunan candi Budha menghadap ke arah barat, maka candi sebaliknya, justru menghadap ke timur sama halnya dengan bentuk bangunan candi Hindu dan searah dengan Candi Prambanan.

Keunikan Candi Bubrah

Candi ini juga memiliki keunikan lain yang tak akan ditemukan di bangunan candi bercorak Budha lainnya termasuk Candi Borobudur, yaitu pahatan bermotif taman teratai di bagian bawah padmasina alas tempat duduk Dhyani Buddha.

Selain itu terdapat pula, simbol dewa dewi dari pengejawantahan Sang Budha yang dikenal dengan bentuk Yab Yum atau dewa dan dewi.

Candi juga menjadi penggabungan dua makna yang diwakili oleh masing-masing candi yang ada di kedua sisinya yakni Candi Sewu sebagai simbol Vajradhatu dan Candi Lumbung yang melambangkan simbol Garbhadhatu Mandala.

Baca Juga : Rental Mobil Jogja

Jam Operasional

Pada hari-hari biasa candi biasa membuka jam pelayanannya dimulai dari pukul 06.00 – pukul 17.00 atau bersamaan dengan pelayanan Candi Prambanan karena candi ini berada dalam satu komplek dengan Candi Prambanan.

Tarif Tiket Masuk

Tarif masuk yang dibebankan kepada wisatawan sama dengan tiket masuk ke Candi Prambanan, yakni sebesar Rp. 50 ribu untuk pengunjung dewasa dan Rp. 20 ribu untuk anak-anak, sedangkan untuk wisatawan mancanegara dengan kategori dewasa dan anak-anak dikenai tarif masing-masing USD 18 dan USD 9.

Rute

Karena memiliki akses masuk yang sama dengan Candi Prambanan maka pengunjung harus menuju ke Desa Tlogo.

 Jika Anda dari Surabaya bisa dengan menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA.

Informasi pemesanan tiket bus Sugeng Rahayu dan EKA dapat dilakukan di ayonaikbis.com secara online:

Pesan tiket bus & travel semakin mudah di ayonaikbis.com tanpa harus antre dan tidak perlu install aplikasi lagi. Temukan kemudahan melakukan perjalanan dengan pesan tiket di ayonaikbis.com sekarang.

Sewa Bus

Jika ingin lebih simpel dan nyaman saat hendak berkunjung ke Candi Bubrah, Anda juga bisa memanfaatkan jasa sewa bus jogja atau sewa bus pariwisata lainnya.

Rental Kendaraan

Selain menawarkan jasa sewa bus Anda juga dapat menemukan informasi rental mobil di ayonaikbis.com, temukan berbagai macam mobil dengan fasilitas penyewaan yang beragam, pilihan unit mobil pun juga lengkap.

Nah itu tadi informasi mengenai Candi Lumbung yang bisa Anda masukan dalam daftar liburan bersama keluarga atau rombongan teman-teman kantor.

Jika informasi ini bermanfaat silakan Anda bagikan ke pada teman Anda, dan jika membutuhkan informasi wisata lainnya silakan tinggalkan komentar.

Dapatkan informasi terkini [kata kunci] pilihan www.ayonaikbis.com :

5/5 - (22 votes)