Masjid Gedhe Kauman – Keberadaannya tidak terlepas dari falsafah Catur Tunggal Kesultanan Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman atau Masjid Raya Yogyakarta adalah simbol utama tata ruang ibukota kerajaan yakni; masjid sebagai pusat peribadatan, keraton sebagai pusat pemerintahan, pasar Beringharjo sebagai pusat ekonomi dan alun-alun utara sebagai pusat hiburan.
Konsep Catur Tunggal ini menjadi bagian tak terpisahkan sebagai desain tata ruang kerajaan-kerajaan Jawa sejak era Majapahit dan kian kuat ketika masa Kerajaan Mataram Islam.
Di masa pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan bangunan masjid tak hanya sebagai pusat peribadatan bagi umat Islam semata tapi juga menjadi tempat para pejuang dalam merencanakan gerakan-gerakan perlawanan khusus dari tokoh-tokoh Islam asal Yogyakarta.
Bahkan halaman masjid pun pernah menjadi markas Asykar Perang Sabil yang bersama tentara Indonesia bahu membahu melawan penjajah. Banyak pahlawan yang kemudian gugur dan dimakamkan di bagian barat masjid.
Daftar Isi
- Sejarah Masjid Gedhe Kauman
- Struktur Bangunan Masjid Gedhe Kauman
- Bagian Masjid Gedhe Kauman
- Perluasan Masjid Gedhe Kauman
- Fungsi Lain Masjid Gedhe Kauman
- Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Masjid Gedhe Kauman
- Peran Besar Kiai Haji Ahmad Dahlan di Masjid Gedhe
- Akibat Gempa Yogya 1867 Bagi Masjid Gedhe Kauman
- Tarif Masuk dan Jam Kunjungan Masjid Gedhe Kauman
- Cara Menuju ke Masjid Gedhe Kauman
- Semarang
- Surabaya
- Rental Kendaraan
Sejarah Masjid Gedhe Kauman
Masjid ini dibangun tak lama setelah Keraton Yogyakarta selesai pembangunannya atau pada 29 Mei 1773 Masehi sedangkan pada tahun Islam, masjid raya ini dibangun pada 6 Rabiul Akhir 1187 Hijriah.
Penggagasnya adalah Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kiai Faqih Ibrahim Diponingrat sebagai imam besar atau penghulu keraton.
Desain dan rancangan bangunan masjidnya dipercayakan kepada Kiai Wiryokusumo yang cenderung menganut atau mengaplikasikan desain bangunan ala Masjid Demak.
Ketika itu, Kiai Wiryokusumo juga ingin menonjolkan simbol Kerajaan Mataram yang bercorak Islam dengan tetap menghadirkan nilai-nilai budaya Jawa.
Terdapat pula prasasti khusus di bagian serambi masjid berupa candra sengkala yakni; Gapura Trus Winayang Jalma, yang menjadi tanda bukti pendirian masjid.
Bangunannya pun berada tak jauh dari Keraton Yogyakarta karena kala itu Sri Sultan HB I kerap menjadikan masjid ini sebagai tempatnya menjalankan ibadah shalat lima waktu dengan berbaur langsung bersama masyarakat.
Struktur Bangunan Masjid Gedhe Kauman
Terdapat karakteristik khusus pada struktur bangunan masjid ini, yakni penempatan empat tiang utama sebagai pilar yang dikenal dengan istilah saka guru yang bentuk atapnya adalah tajug lambang teplok atau atap bersusun tiga.
Atap tajug teplok ini memiliki makna khusus yakni untuk menggambarkan tahapan dalam ilmu tasawuf yakni; syariat, thareqat, dan marifat. Atau ada juga yang menyebutnya sebagai permaknaan iman, islam dan ikhsan.
Kemudian terdapat pula 48 pilar utama di bagian dalam bangunan masjid, dengan 16 atap sisi tiga tingkat yang semuanya memiliki makna-makna filosofis yang kental dalam budaya Islam Jawa.
Bagian Masjid Gedhe Kauman
Pembagian ruang masjid terdiri dari bagian-bagian seperti mihrab atau tempat imam memimpin shalat, liwan atau ruangan khusus untuk jamaah, serambi yang ada di bagian luar masjid dan tempat wudhu dan jagang atau kolam yang mengelilingi masjid.
Terdapat pula ruangan khusus atau yang disebut dengan Maksura, yang menjadi tempat khusus bagi Sri Sultan yang hendak menjalankan shalat, ruangan ini berada di shaf paling depan dekat ruang mihrab.
Di bagian halaman masjid ini terdapat dua jalur utama yang membagi dua arah yakni menuju ke komplek permakaman dan menuju ke sendang. Serta terdapat dua bangsal pacaosah berbentuk segi empat di kiri dan kanan masjid serta sebuah bangunan berbentuk tugu sebagai petunjuk waktu shalat.
Dan sebagai simbol catur tunggal yang dianut Kesultanan Yogyakarta pada bagian puncak atap dipasang hiasan mahkota berbentuk bunga atau disebut mustaka yang berornamen bentuk gada, daun kluwih serta bunga gambir.
Perluasan Masjid Gedhe Kauman
Dua tahun setelah didirikan, jumlah jamaah masjid kian hari terus bertambah, hingga kemudian bagian serambi masjid diperluas dengan bentuk menyerupai limasan dua tingkat serta dua bangunan baru yang disebut dengan Pagongan yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan dua gamelan pusaka milik keraton yakni; Kiai Gunturmadu dan Kiai Nagawilaga, biasanya gamelan ini akan dimainkan saat upacara sekatenan.
Baca juga : Pantai Botorubuh
Fungsi Lain Masjid Gedhe Kauman
Selain sebagai tempat peribadatan tak hanya untuk Sri Sultan dan keluarganya tapi juga untuk masyarakat umum, masjid ini juga kerap dijadikan sebagai tempat untuk menyelesaikan berbagai masalah khususnya perdata yang dikaitkan dengan hukum Islam.
Selain itu, pada bagian serambi masjid yang dieri nama Al Mahkamah Al Kabirah juga dijadikan sebagai tempat pengadilan agama, pertemuan para alim ulama, dakwah hingga peringatan hari besar Islam.
Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Masjid Gedhe Kauman
Ketika itu, Sri Sultan menjadikan para penghulu keraton dalam bagian abdi dalem Pamethakan sebagai imam besar sekaligus pimpinan pengurus masjid. Dan, salah satu penghulu keraton terkenal itu adalah Kiai Haji Ahmad Dahlan, sang pencerah sekaligus pendiri Muhammadiyah.
Selain bertugas sebagai khatib, Kiai Haji Ahmad Dahlan juga bertugas sebagai piket masjid dan anggota Raad Agama Islam di Keraton Yogyakarta.
Peran Besar Kiai Haji Ahmad Dahlan di Masjid Gedhe
Kiai Haji Ahmad Dahlan dianggap sebagai sang pencerah mana kala ia berhasil mengubah arah kiblat termasuk arah kiblat yang sebenarnya di Masjid Gedhe Kauman yang mengarah ke Ka’bah Mekah. Sejak itupula arah kiblat yang selama ini dianggap berbeda akhirnya menyesuaikan arah kiblat yang sebenarnya.
Akibat Gempa Yogya 1867 Bagi Masjid Gedhe Kauman
Gempa besar yang terjadi tahun 1867 juga berpengaruh terhadap bangunan masjid yang mengakibatkan bangunan Regol dan serambi masjid runtuh bahkan membuat salah seorang kiai penghulu meninggal.
Pasca gempa, Sri Sultan HB VI kemudian membangunan dan bahkan memperluas serambi menjadi dua kali lebih luas, yang materialnya sebenarnya digunakan untuk membangun pagelaran keraton kemudian dialihkan untuk pemugaran masjid gedhe.
Tarif Masuk dan Jam Kunjungan Masjid Gedhe Kauman
Pengurus Masjid Gedhe sama sekali tidak memberlakukan tarif masuk alias gratis kepada pengunjung termasuk untuk kepentingan ibadah. Masjid ini juga terbuka kapan saja sehingga kapan pun bisa dikunjungi untuk mempelajari khasanah kerajaan Islam sekaligus untuk beribadah.
Cara Menuju ke Masjid Gedhe Kauman
Masjid Raya Kota Yogyakarta ini terletak di alun-alun utara Keraton Yogyakarta yang ada di Jalan Kauman, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan. Posisinya yang strategis menjadikan masjid bersejarah ini gampang diakses.
Semarang
Bila keberangkatan dimulai dari Semarang, anda bisa naik bus AKAP Semarang – Jogja atau bisa juga langsung menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA dengan memesan tiket di ayonaikbis.com kemudian turun di Terminal Giwangan Yogyakarta dan dilanjutkan dengan angkutan umum dalam kota atau ojek online.
Surabaya
Jika Anda dari Surabaya dengan menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA, yang tiketnya bisa dipesan melalui ayonaikbis.com dengan harga yang terjangkau, kemudian turun di Terminal Giwangan dan dilanjutkan dengan angkutan dalam kota.
Informasi pemesanan tiket bus Sugeng Rahayu dan EKA dapat dilakukan di ayonaikbis.com secara online:
Pesan tiket bus & travel semakin mudah di ayonaikbis.com tanpa harus antre dan tidak perlu install aplikasi lagi. Temukan kemudahan melakukan perjalanan dengan pesan tiket di ayonaikbis.com sekarang.
Atau bisa juga menghubungi agen penjualan tiket bus EKA / Sugeng Rahayu:
Rental Kendaraan
Selain menawarkan jasa pemesanan tiket bus Anda juga dapat menemukan informasi rental mobil di ayonaikbis.com, temukan berbagai macam mobil dengan fasilitas penyewaan yang beragam, pilihan unit mobil pun juga lengkap.
Dengan menggunakan kendaraan rental untuk berwisata ke masjid ini dan berbagai obyek wisata menarik di Kota Yogyakarta maka perjalanan jadi lebih aman dan nyaman dengan menggunakan armada kendaraan rental yang fasilitasnya lengkap cukup dengan mengakses situs ayonaikbis.com maka semua kebutuhan armada sewa sudah bisa terlayani.
Nah itu tadi informasi mengenai Masjid Gedhe Kauman yang bisa Anda masukan dalam daftar liburan bersama keluarga atau rombongan teman-teman kantor.
Jika informasi ini bermanfaat silakan Anda bagikan ke pada teman Anda, dan jika membutuhkan informasi wisata lainnya silakan tinggalkan komentar.
Dapatkan informasi terkini dan terpilih dari www.ayonaikbis.com :