klenteng gondomanan

Klenteng Gondomanan, Simbol Toleransi Masyarakat Yogyakarta

Diposting pada

Klenteng Gondomanan – menjadi simbol toleransi antar umat beragama di Yogyakarta yang bisa hidup secara harmonis dan berdampingan.

Klenteng Gondomanan yang memiliki nama Fuk Ling Miau ini, lahannya merupakan pemberian dari Sri Sultan Hamengku Buwono II yang menghargai seluruh etnis yang ada di Yogyakarta tanpa memandang latar belakang agama maupun sukunya.

Ketika itu Sri Sultan HB II prihatin dengan masyarakat Tionghoa yang ada di Kampung Ketandan yang harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa beribadah.

Keberagaman budaya inilah yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk melihat langsung berbagai etnis, budaya, agama hingga ras berada dan bersatu di Yogyakarta dan hidup dengan harmonis sampai saat ini.

Sejarah Klenteng Gondomanan

Klenteng ini mulai dibangun tahun 1900 di lahan milik Keraton Yogyakarta yang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat Tionghoa untuk dibangun sebuah vihara sebagai tempat peribadatan umat penganut Konghucu.

Pemberian lahan ini bahkan dilakukan jauh sebelum klenteng Gondomanan dibangun atau sekitar setengah abad sebelumnya yakni pada tahun 1854, ketika itu luas lahan yang dihibahkan untuk pembangunan klenteng hanya sekitar 600 meter persegi.

Seiring dengan perkembangan zaman, dan jumlah umat Budha yang melakukan peribadatan di klenteng Fuk Ling Miau kian ramai, akhirnya klenteng diperluas dan lahannya ditambah hingga menjadi seluas 1.150 meter persegi seperti yang terlihat saat ini.

Klenteng Gondomanan, Hadiah untuk Permaisuri

Ada juga yang menyebut jika klenteng ini diberikan oleh Sri Sultan HB II sebagai hadiah persembahan untuk salah satu permaisuri yang disebut berasal dari China.

Kehadiran klenteng ini tujuannya untuk memudahkan sang permaisuri melakukan peribadatan mengingat saat itu lokasi klenteng lainnya berada cukup jauh.

Baca juga : Malioboro Jogja

Arti Kelenteng Fuk Ling Miau

Klenteng Gondomanan ini sebenarnya memiliki nama asli yakni klentengFuk Ling Miau yang dalam bahasa China berarti tempat ibadah yang penuh dengan keberkahan tak terhingga. Kata Miau sendiri dalam bahasa China berarti klenteng.

Arsitektur Klenteng Gondomanan

Klenteng Fuk Ling Miau memiliki bentuk arsitektur bangunan yang kaya dengan mengkombinasikan dua unsur budaya yakni China dan Jawa sehingga bangunannya terkesah megah, mewah karena ornamen bangunan yang lengkap.

Penggabungan dua unsur China dan Jawa ini juga sebagai bentuk ucapan syukur dan terima kasih oleh masyarakat Tionghoa kepada masyarakat Yogyakarta khususnya Sri Sultan sebagai penguasa Yogyakarta yang telah menerima mereka sejak lama.

Struktur Bangunan Klenteng Gondomanan

Terdapat patung dewa serta berbagai ornamen bergambar alam yang menghiasi dinding klenteng Fuk Ling Miau yang kental dengan nuansa budaya China.

Sedangkan unsur budaya Jawanya terlihat pada atap bangunan klenteng yang juga terdapat ukiran sepasang naga langit dengan warna keemasan serta warna merah mencolok yang menjadi warna khas sebuah klenteng.

Penempatan atap dengan menganut bentuk bangunan masyarakat Jawa ini lebih mengarah kepada simbol filosofis sebagai kemampuan untuk menaungi serta menjaga harmonisasi budaya antar etnis khususnya Tionghoa di Kota Yogyakarta.

Baca juga : Kraton Jogja

Selain itu terdapat tiga tempat peribadatan khusus di klenteng Fuk Ling Miau ini yang dibagi berdasarkan penganutnya masing-masing yakni;

Penganut Konghucu

Tempat peribadatan pertama adalah untuk umat penganut agama Konghucu yang berada di bagian depan klenteng Fuk Ling Miau.

Penganut Budha

Di bagian belakang klenteng terdapat vihara khusus yang digunakan oleh umat Budha Prabha melakukan peribadatan yang penempatannya saling terpisah antar penganut meski berada dalam satu komplek klenteng yang sama.

Penganut Taoisme

Pada bagian yang terakhir tepatnya dibagian samping Vihara Fuk Ling Miau terdapat tempat peribadatan bagi penganut agama Tao atau Taoisme. Kesemua penganut ini beribadah saling berdampingan sehingga tercipta harmonisasi antar tiga penganut dalam klenteng Fuk Ling Miau.

Klenteng Gondomanan di Era Orde Baru

Pada masa pemerintahan Soeharto atau di era orde baru, pemerintah sempat tidak mengakui keberadaan agama Konghucu karenanya pemerintah juga mengganti nama klenteng ini menjadi Vihara Budha Prabha.

Saat itu, penganut agama konghucu pun harus beribadah secara sembunyi-sembunyi di klenteng ini, karena khawatir diketahui oleh aparat.

Tapi setelah era orde baru selesai khususnya di era pemerintahan Abdurahman Wahid, penganut konghucu bisa kembali beribadah dan menggelar perayaan Imlek dan Cap Go Meh.

Baca juga : Candi Sambisari

Dewa Amurwa Bumi

Klenteng ini memang lebih ditujukan untuk penghormatan sekaligus tempat persembahan bagi Dewa Amurwa Bumi, karenanya banyak wisatawan asal Tiongkok dan Taiwan yang berkunjung secara khusus ke klenteng Fuk Ling Miau untuk meminta perlindungan kepada sang dewa.

Patung Dewa Amurwa Bumi diletakkan tepat di altar utama menghadap delapan tiang yang saling berjajar lurus. Tiang ini menjadi saka guru klenteng Fuk Ling Miau yang memiliki makna filosofis bahwa klenteng ini dilindungi oleh delapan dewa.

Warisan Budaya Tradisi Imlek

Sebagai salah satu situs warisan budaya yang ada di Kota Yogyakarta yang sudah berusia 200 tahun, klenteng Fuk Ling Miau juga kerap menggelar tradisi peringatan Imlek, hal ini ditandai dengan keberadaan sebuah lonceng berukuran raksasa dan sebuah gendang berukuran besar yang diletakkan di atap klenteng yang hanya dibunyikan satu tahun sekali saat perayaan imlek.

Ketika perayaan Imlek berlangsung di klenteng ini, akan terlihat kemeriahan yang khas dengan wewangian yang berasal dari dupa dengan harum yang semerbak.

Selain itu, terdapat ritual pencucian patung yang ada di altar yang jumlahnya mencapai 15 buah patung yang dicuci dan disucikan diantaranya dewa bumi, dewa nabi konghucu, dewa surya dan dewa kwan kong.

Tarif Tiket dan Jam Kunjungan Klenteng Gondomanan

Pengelola klenteng Gondomanan tidak memberlakukan tarif masuk untuk pengunjung yang hendak berwisata kesini, hanya saja untuk pengunjung yang hendak bersembahyang dikenakan biaya Rp. 25 ribu untuk membeli perlengkapan ibadah.

Sedangkan jam kunjungan yang berlaku biasanya dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 21.00 malam.

Cara Menuju ke Klenteng Gondomanan

Klenteng Gondomanan terletak di Jalan Brigjend Katamso yang ada di Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan sehingga amat mudah diakses.

Semarang

Bila keberangkatan dimulai dari Semarang, anda bisa naik bus AKAP Semarang – Jogja atau bisa juga langsung menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA dengan memesan tiket di ayonaikbis.com kemudian turun di Terminal Giwangan Yogyakarta dan dilanjutkan dengan angkutan umum dalam kota atau ojek online.

Surabaya

Jika Anda dari Surabaya dengan menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA, yang tiketnya bisa dipesan melalui ayonaikbis.com dengan harga yang terjangkau, kemudian turun di Terminal Giwangan dan dilanjutkan dengan angkutan dalam kota.

Informasi pemesanan tiket bus Sugeng Rahayu dan EKA dapat dilakukan di ayonaikbis.com secara online:

Pesan tiket bus & travel semakin mudah di ayonaikbis.com tanpa harus antre dan tidak perlu install aplikasi lagi. Temukan kemudahan melakukan perjalanan dengan pesan tiket di ayonaikbis.com sekarang.

Atau bisa juga menghubungi agen penjualan tiket bus EKA / Sugeng Rahayu:

Rental Kendaraan

Selain menawarkan jasa pemesanan tiket bus Anda juga dapat menemukan informasi rental mobil di ayonaikbis.com, temukan berbagai macam mobil dengan fasilitas penyewaan yang beragam, pilihan unit mobil pun juga lengkap.

Dengan menggunakan kendaraan rental untuk berwisata ke Yogyakarta maka perjalanan jadi lebih aman dan nyaman dengan menggunakan armada kendaraan rental yang fasilitasnya lengkap cukup dengan mengakses situs ayonaikbis.com maka semua kebutuhan armada sewa sudah bisa terlayani.

Nah itu tadi informasi mengenai klenteng Gondomanan yang bisa Anda masukan dalam daftar liburan bersama keluarga atau rombongan teman-teman kantor.

Jika informasi ini bermanfaat silakan Anda bagikan ke pada teman Anda, dan jika membutuhkan informasi wisata lainnya silakan tinggalkan komentar.

Dapatkan informasi terkini dan terpilih dari www.ayonaikbis.com :

    ""