candi sewu

Candi Sewu, Simbol Harmonisasi Dua Agama Berbeda

Diposting pada

Candi Sewu – Jarang terdengar, candi umat Budha terbesar kedua setelah Candi Borobudur ini justru berdiri dikomplek percandian yang bernuansa Hindu.

Candi yang berada dalam satu kawasan dengan Candi Prambanan ini juga kerap dikaitkan dengan legenda kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Sesuai dengan penamaan dari candi itu sendiri.

Dalam bahasa Jawa, Sewu berarti seribu yang merujuk pada kisah Bandung Bondowoso yang diharuskan membangun 1000 candi dalam satu malam jika ingin meminang Roro Jonggrang, putri Prabu Boko yang tewas dibunuh oleh Bandung Bondowoso.

Nama Lain Candi Sewu

Candi Sewu sendiri sebenarnya memiliki nama asli Candi Prasada Vajrasana Manjusrigrha sesuai dengan keterangan yang ada di dalam prasasti yang ditemukan di sekitar lokasi candi.

Prasada Vajrasana Manjusrigrha dalam bahasa Sansekerta berarti kediaman Manjusri yang bertahtakan intan atau halilintar. Manjusrigrha merujuk pada salah satu nama dewa dalam agama Budha.

Simbol Harmonisasi

Selain Candi Plaosan, candi ini juga menjadi simbol harmonisasi dua agama berbeda yakni; Hindu dan Budha yang rukun. Keberadaan candi Budha yang berada dalam kawasan percandian Hindu yang juga digunakan sebagai tempat peribadatan bagi umat Budha yang berlangsung secara berdampingan dengan umat Hindu.

Ketika itu pengaruh Wangsa Syailendra yang menganut Budha masih amat kuat meskipun berada dalam wilayah yang didominasi oleh penganut agama Hindu.

Kuatnya pengaruh Budha ini juga dibuktikan dengan prasasti batu andesit di salah satu candi perwara yang ditulis dalam bahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu disebutkan tentang aktivitas penyempurnaan prasada atau candi yang dalam prasasti disebut dengan nama Wajrasana Manjursrigrha.

Hal ini berbeda dengan Candi Plaosan yang dibangun melalui dua unsur dan corak agama yang berbeda namun pembangunannya adalah bentuk perwujudan cinta Sri Raja Rakai Pikatan terhadap Pramowardhani.

Baca Juga : Desa Wisata Keprabon

Sejarah Candi Sewu

Komplek candi mulai dibangun pada abad ke 8 masehi di akhir kekuasaan Raja Rakai Panangkaran dari kerajaan Mataram Kuno yang cenderung bercorak Hindu.

Di masa kepemimpinan Raja Rakai Pikatan, candi ini kemudian semakin diperluas termasuk ditambah dengan bangunan baru untuk melengkapi dua candi lain yang dibangun Rakai Pikatan untuk sang permaisuri yakni; Candi Plaosan dan Candi Lumbung.

Setelah perluasan oleh Rakai Pikatan, kawasan candi memiliki total luas 185 meter x 165 meter dengan empat pintu masuk yang menggambarkan arah penjuru angin.

Jumlah Candi Sewu

Meski dikenal dengan nama candi Sewu namun percandian di komplek Candi Sewu ini hanya berjumlah 249 candi yang terdiri dari satu candi utama dengan diameter keseluruhan 29 meter dan tinggi 30 meter yang dikelilingi dengan candi-candi kecil atau dikenal dengan nama candi perwara serta candi penjuru.

Bentuk Candi Sewu

Bangunan candi memiliki corak dan desain layaknya candi-candi Budha lain seperti Borobudur, Kalasan dan Lumbung. Di empat pintu masuk utama candi terdapat arca berukuran raksasa yang bernama Dwarapala setinggi 2 meter dan saling berhadapan.

Bangunan utama candi berada di bangunan berbentuk pelataran persegi yang luasnya mencapai 40 meter dan dikelelingi dengan pagar berupa susunan batu andesit yang tingginya mencapai 1 meter.

Bentuk candi menyerupai persegi lima ini memiliki diameter seluas 29 meter dengan tinggi bangunan hingga 30 meter ditunjang dengan 9 atap yang terdapat stupa-stupa kecil di bagian atasnya.

Bangunan candi ditopang oleh batuan andesit setinggi hampir 3 meter yang pada bagian pondasi candinya terdapat pahatan bermotif bunga dan jambangannya. Terdapat tangga dengan lebar 2 meter.

Terdapat hiasan berupa pahatan batu berbentuk kepala naga dengan mulut terbuka yang di dalamnya terdapat arca Budha kemudian dibagian luar tangga terdapat pahatan lain berupa buto Kalpawreksa.

Pada bagian dalam, ada bangunan candi yang berbentuk seperti kubus ini dindingnya dibuat dari susunan bata merah dengan sebuah ruang seperti selasar yang dikenal dengan istilah asana. Dan pada bagian dinding candi bagian dalam terdapat relung yang ditempatkan arca-arca Budha dengan beragam posisi.

Di bagian candi perwara terdapat candi apit yang dibangun di atas batu setinggi 1 meter yang dilengkapi dengan tangga-tangga kecil menuju ke selasar permukaan candi perwara.

Terdapat pahatan relief di sekitar pintu menuju candi perwara yang atapnya tetap dengan bentuk stupa yang menyerupai Gunung Maha Meru. Terdapat pula, pahatan patung laki-laki berbusana kerajaan dengan berdiri tegak dan tangan memegang tangkai teratai.

Baca Juga : Pabrik Gula Gondang

Gempa Yogya 2006

Sebelum gempa melanda Yogya tahun 2006, bentuk bangunan candi memang terbilang tidak terlalu lengkap, khususnya pada bagian candi perwara dan candi apit yang puncak-puncak atapnya banyak yang sudah runtuh.

Kondisi ini kian diperparah setelah gempa melanda yang membuat hampir sebagian struktur bangunan Candi Sewu mengalami kerusakan berat.

Beberapa struktur bangunan candi bahkan terlihat retakan panjang yang rentan membuat bangunan candi roboh.

Tiket Masuk Candi Sewu

Meski terletak dalam kawasan percandian Prambanan, tapi pengunjung bisa juga mengunjungi secara khusus Candi Sewu yang terletak dibagian utara Candi Prambanan.

Tiap pengunjung akan dikenakan tiket masuk Rp. 5 ribu untuk pengunjung dewasa dan Rp. 3 ribu untuk pengunjung anak-anak.

Namun jika pengunjung masuk ke candi melalui komplek Prambanan, maka tarif masuknya adalah sebesar Rp. 50 ribu untuk pengunjung dewasa dan Rp. 20 ribu untuk pengunjung anak.

Harga berbeda diberlakukan untuk wisatawan asing, dengan tarif masuk sebesar USD 18 dan untuk anak-anak USD 9.

Jam Operasional Candi Sewu

Jam operasional candi ini berbeda dari Candi Prambanan. Candi ini mulai dibuka dari pukul 08.00 – pukul 17.00 sore setiap harinya.

Cara Menuju Candi Sewu

Jika hendak menuju ke Candi Sewu melalui Yogya bisa dengan menumpang bus Trans Jogja Koridor 1 A dan turun di komplek Candi Prambanan.

Sedang dari Semarang bisa juga dengan memesan tiket bus dengan menggunakan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA.

Informasi pemesanan tiket bus Sugeng Rahayu dan EKA dapat dilakukan di ayonaikbis.com secara online:

Pesan tiket bus & travel semakin mudah di ayonaikbis.com tanpa harus antre dan tidak perlu install aplikasi lagi. Temukan kemudahan melakukan perjalanan dengan pesan tiket di ayonaikbis.com sekarang.

Atau bisa juga menghubungi agen penjualan tiket bus EKA / Sugeng Rahayu:

Rental Kendaraan

Terapat pula jasa penyewaan kendaraan yang bisa diakses melalui ayonaikbis.com dengan harga yang terjangkau dan fasilitas kendaraan yang lengkap. Cara pemesanannya juga terbilang mudah hanya dengan melakukan reservasi melalui ayonaikbis.com.

Nah itu tadi informasi mengenai tempat wisata Candi Sewu Klaten yang bisa Anda masukan dalam daftar liburan bersama keluarga atau rombongan teman-teman kantor.

Jika informasi ini bermanfaat silakan Anda bagikan ke pada teman Anda, dan jika membutuhkan informasi wisata lainnya silakan tinggalkan komentar.

Dapatkan informasi terkini seputar wisata pilihan dari www.ayonaikbis.com :

    5/5 - (13 votes)