Candi Gana Klaten
Candi Gana Klaten

Candi Gana, Candi Budha yang Dipenuhi dengan Ornamen Hewan

Diposting pada

Candi Gana Klaten – Tak banyak yang mengetahui keberadaan Candi Gana, padahal candi ini menjadi bagian penting dari Candi Sewu bersama dengan tiga candi bercorak Budha lainnya yakni Candi Bubrah dan Candi Lumbung.

Candi Gana atau yang oleh warga sekitar juga disebut dengan Candi Asu ini adalah subordinat dari Candi Sewu bersama dengan dua candi lainnya.

Candi Gana seperti pada umumnya candi Budha juga memiliki fungsi yang erat kaitannya sebagai pusat peribadatan umat Budha dilingkungan Hindu pada masa Wangsa Sanjaya yang dibangun oleh Rakai Panangkaran dan kemudian dikembangkan kembali oleh Rakai Pikatan.

Pada masa kejayaannya Candi di Klaten ini berdiri mengelilingi dan menghadap Candi Sewu sebagai titik pusat sebagaimana layaknya candi-candi Budha yang memusat pada satu candi utama yang berada di sisi timur Candi Sewu.

Hal ini pulalah yang mendasari empat pintu penjuru angin yang ada di Candi Sewu yang masing-masing pintu menghadap ke tiap candi termasuk mengarah ke Candi ini.

Candi ini pertama kali ditemukan oleh penjajah Belanda pada tahun 1830 hanya saja, karena bentuknya yang sudah tak bisa lagi dipugar selain karena banyak batuan candi yang hilang, banyak pula bangunan candi yang sudah tertimbun tanah cukup tinggi.

Baca Juga : Wisata Lepen Kencono

Sejarah Candi Gana

Keberadaan Candi Gana masih memiliki kaitan erat dengan Candi Sewu yang dibangun sebagai pusat peribadatan utama. Kala itu, tiga candi utamanya dibagi sesuai dengan peruntukkan persembahan bagi para dewa umat Budha.

Bangunan bersejarah ini diperkirakan mulai dibangun pada abad ke 9 di masa Kerajaan Mataram Kuno di bawah kepemimpinan Sri Raja Rakai Panangkaran yang kemudian dilanjutkan oleh Rakai Panangkaran.

Tak ada penelitian lebih jauh seputar keberadaan peninggalan Candi ini, hanya saja relief dan pahatan-pahatan pada Candi Gana memang dipenuhi dengan unsur hewan, termasuk salah satunya adalah hewan anjing yang menjadi dasar penamaan candi ini.

Candi Gana juga diperkirakan memiliki luas yang sama dengan candi-candi disekitarnya seperti candi Bubrah dan Lumbung, hanya saja karena banyak bagian bangunannya yang sudah terpendam sekian lama dan sudah terdapat bangunan berupa rumah-rumah penduduk membuat proses pemugaran candi tidak bisa berlangsung maksimal.

Sejarah yang terkait dengan situs purbakala ini yang tertulis dalam prasasti Wajrasana Manjursrigrha menyebutkan bahwa dalam pembangunan Candi Sewu terdapat pula perluasan candi-candi baru yang menjadi pendukung dari candi utamanya yakni Candi Sewu.

Setelah perpindahan wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno dialihkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok dari Wangsa Sanjaya yang terakhir, kondisi Candi ini khususnya kian tak terawat.

Banyak batuan andesit yang menjadi bahan baku utama peninggalan candi ini yang digunakan untuk pembangunan benteng-benteng kerajaan baru di sekitar lokasi candi.

Kuat dugaan komplek Candi Sewu termasuk candi ini adalah pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno yang tak hanya dijadikan sebagai istana tapi juga sebagai tempat peribadatan khusus umat Budha untuk rakyat jelata.

Bentuk Candi

Candi Asu Prambanan
Candi Asu, Photo : IG: aksamala11

Sebagaimana umumnya candi bercorak Budha, Candi Gana juga memiliki stupa-stupa dan arca Budha meskipun bentuk utuh bangunan candinya sudah tak bisa diperbaiki lagi.

Terdapat temuan relief dan arca yang kental dengan nuansa hewan, termasuk sebuah arca tanpa kepala menyerupai talang air.

Serta arca berbentuk seperti burung berukuran cukup besar dengan kondisi yang sudah tidak terlalu utuh, dan diperkirakan arca tersebut masuk dalam kelompok kinara dan kinari yang lebih bersifat sebagai dekoratif dari bangunan Candi Gana.

Arca Berbentuk Anjing

Terdapat arca berbentuk hewan anjing yang jumlahnya lebih dari tiga dan tersebar di beberapa bagian di sekitar lokasi penemuan Candi Gana. Lokasi penemuan arca berbentuk seekor anjing ini pula diperkirakan di bagian utama Candi.

Sejak itu juga, nama candi ini juga dikenal dengan Candi Asu meskipun terdapat arca-arca lain yang juga berbentuk hewan yang ditemukan di situs purbakala ini. Tapi ada juga yang menyebut sebelum masa pra pemugaran banyak dijumpai hewan anjing di sekitar candi.

Namun penamaan candi ini berubah menjadi Candi Gana seiring dengan temuan hiasa batu berbentuk gana atau orang pendek atau kerdil yang jumlahnya diperkirakan lebih dari satu.

Kondisi Candi Gana

Saat ini bentuk dan kondisi Candi Gana tak sempurna karena hanya berupa tumpukan batuan andesit berbentuk kotak dan persegi panjang. Proses pemugarannya pun diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar mengingat sedimen tanah yang menimbun struktur lain dari bangunan candi ini sudah terlalu tinggi.

Batuan andesit yang berhasil ditemukan pun berdasarkan hasil temuan di sekitar permukaan tanah saja sehingga jumlahnya tidak maksimal untuk dilakukan pemugaran.

Struktur Candi Gana

Berdasarkan hasil penelitian, candi ini memiliki struktur perbingkaian pada bagian bawah candi yang mengadopsi bentuk belah rotan dan genta.

Jika mengacu pada bentuk dan struktur bangunan candi di komplek Prambanan ini maka kuat dugaan dibangun pada masa Dinasti Syailendra.

Denah lokasi candi ini berbentuk bujur sangkar, dengan profil candi yang terdiri dari bingkai padma, rata dan belah rotan. Terdapat pula tangga yang menyatu dengan kaki utama candi di bagian barat candi.

Selain itu, terdapat beberapa arca Kuwera yang oleh umat Budha dikenal sebagai dewa kekayaan, sehingga ada kemungkinan candi ini juga digunakan sebagai tempat pemujaan Dewa Kuwera di masa Dinasti Syailendra.

Baca Juga : Pabrik Gula Gondang

Tarif Masuk ke Candi Gana

Tak ada tarif masuk khusus yang diberlakukan jika pengunjung ingin mengakses langsung lokasi Candi Gana, hanya saja jika masuk melalui pintu utama komplek percandian Prambanan maka akan dikenakan tarif.

Jika masuk melalui komplek candi Prambanan maka akan dikenakan tarif masuk ke Candi Prambanan, yakni; Rp. 50.000 untuk dewasa dan Rp. 20.000 untuk anak-anak.

Jam Pelayanan

Jika Anda ingin datang ke tempat wisata ini Anda harus mengetahui jam kunjungan ke tempat wisata purbakala ini, pun tidak diberlakukan, terlebih lagi lokasi Candi Gana berada di luar komplek percandian Prambanan.

Cara Menuju Lokasi

Tak ada akses khusus menuju ke lokasi candi, hanya saja jika melalui Candi Prambanan pengunjung bisa langsung menuju ke sisi timur Candi Sewu yang menjadi letak puing Candi Gana.

Jika bertolak dari Yogyakarta dengan kendaraan umum, bisa menggunakan bus Trans Jogja Koridor 1A dan berhenti di Komplek Candi Prambanan.

Sedang bagi pengunjung asal luar daerah seperti Surabaya dapat langsung menuju ke Candi Prambanan dengan memanfaatkan layanan bus Sugeng Rahayu / Sumber Slamet (ATB) atau bisa juga menggunakan bus EKA / MIRA.

Untuk memudahkan pemesanan tiket bus Sugeng Rahayu dan EKA dapat dilakukan dengan mengakses langsung ayonaikbis.com secara online kemudian melakukan reservasi.

Pesan tiket bus & travel semakin mudah di ayonaikbis.com tanpa harus antre dan tidak perlu install aplikasi lagi. Temukan kemudahan melakukan perjalanan dengan pesan tiket di ayonaikbis.com sekarang.

Atau bisa juga menghubungi agen penjualan tiket bus EKA / Sugeng Rahayu:

Sewa Bus

Untuk wisatawan yang ingin berkunjung secara rombongan bisa juga menggunakan bus sewa yang juga bisa dipesan di ayonaikbis.com yang akan diantar langsung ke lokasi wisata purbakala ini.

Rental Kendaraan

Sedangkan untuk pengunjung yang berlibur bersama keluarga dan ingin lebih leluasa bisa juga memilih menyewa mobil dengan menemukan informasi rental mobil di ayonaikbis.com, temukan berbagai macam mobil dengan fasilitas penyewaan yang beragam, pilihan unit mobil pun juga lengkap.

Nah itu tadi informasi mengenai tempat wisata Candi Gana Klaten yang bisa Anda masukan dalam daftar liburan bersama keluarga atau rombongan teman-teman kantor.

Jika informasi ini bermanfaat silakan Anda bagikan ke pada teman Anda, dan jika membutuhkan informasi wisata lainnya silakan tinggalkan komentar.

Baca Juga Informasi Wisata Lainnya:

    5/5 - (62 votes)

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.